SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Financial
Information Systems
Disusun
oleh:
Andhi
Dewangga 13.1.02.08400
Faris
Aditya R 13.1.02.08540
Dhany
Yusup 13.1.02.08619
Dian
Oktaviani P 14.1.02.08771
Ruri
Novarina 14.1.02.09344
Lusy
Ayu F 14.1.02.09444
Sisteminfirmasimanajemen.blogspot.co.id
SM
7
SEKOLAH
TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
SURABAYA
2016
1. Pengertian
Sistem
Informasi Keuangan adalah sistem informasi yang dirancang untuk menyediakan
informasi mengenai arus uang bagi para pemakai di seluruh organisasi
perusahaan. Sistem informasi keuangan merupakan bagian dari SIM yang digunakan
untuk memecahkan masalah-masalah keuangan. Secara umum sistem informasi
keuangan memiliki sistem pemasukan yang terdiri dari subsistem data processing
didukung oleh internal audit subsystem yang menyediakan data dan informasi
internal. Namun secara pokok sistem informasi keuangan mempunyai 3 fungsi
utama, yaitu:
1. Mengidentifikasi kebutuhan uang yang akan
datang.
2. Membantu proses fund raising atau pengadaan
dana.
3. Mengontrol dan mengawasi penggunaan dana
perusahaan secara sistematis.
Untuk
perusahaan besar biasanya memiliki staf internal auditors yang bertanggung
jawab terhadap perawatan integritas sistem keuangan perusahaan. Orang yang ahli
dalam bidang ini disebut EDP auditors. Sebagaimana subsistem lainnya, sistem
ini juga dilengkapi financial intelligence subsystem, yang mengumpulkan
informasi dari lingkungan. Gambar 2.1 menjelaskan Bagan Sistem Informasi
Keuangan secara umum pada perusahaan yang terdiri dari Sub System Input dan Sub
System Output.
2. Sub Sistem Model
SIM Keuangan
2.1 Subsistem Input
Ada
tiga subsistem input yaitu: subsistem informasi akuntansi, subsistem audit
internal dan subsistem intelegen keuangan.
1. Subsistem Pemrosesan Data
Subsistem
pemrosesan data mengumpulkan data internal dan lingkungan. Kita mengetahui
bagaimana terminal pengumpulan data dibidang manufaktur mengumpulkan data
internal. Data lain diperoleh dari dokumen sumber dan dimasukkan ke dalam
database dengan menggunakan terminal dalam jaringan yang ditempatkan diseluruh
perusahaan. Subsistem pemrosesan data juga mengumpulkan data lingkungan sebagai
hasil dari transaksi bisnis dengan perusahaan lain. Kita telah mengetahui
bagaimana sistem entri pemesanan dan account receivable mengumpulkan data dan
bagaimana sistem pembelian, penerimaan dan account payable mengumpulkan data
pemasok.
Data
internal berfungsi sebagai dasar untuk pemecahan masalah yang berhubungan dengan
segala aspek operasi perusahaan, sebagai contoh menggunakan data yang diperoleh
dari pelaporan kerja, yang digunakan sebagai dasar untuk menyusun atau merevisi
standar penampilan. Data lengkungan memberikan dasar untuk pemecahan masalah
yang berkaitan dengan pelanggan dan pemasok perusahaan. Sebagai contoh, dalam
menggunakan model matematis untuk mensimulasi pengaruh dari keputusan mengenai
inventarisasi, manajer akan memasukkan skenario yang sebagian didasarkan pada
data accounting historis yang menjelaskan pesanan pelanggan dan lead time
pemasok.
Sistem
Informasi Akuntasi (SIA) merupakan bagian dari Sistem Informasi Manajemen.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) digunakan oleh pihak manajemen dalam
menjalankan bisnis perusahaan. Sehingga Sistem Informasi Akuntasi dalam hal ini
juga sebagai sumber informasi yang berguna dalam mencapai tujuan perusahaan
yang terangkum dalam Sistem Informasi Manajemen.
Setelah mengetahui sejumlah dasar pemrosesan
data, disini kami akan melanjutkan pembahasan dan meninjau lebih dalam secara
singkat mengenai dasar-dasar pemrosesan data.
a. Sinonim dengan Accounting.
Dalam
pandangan kami, sistem pemrosesan data adalah sama dengan sistem accounting.
b. Tujuan Pemrosesan Data.
Tujuan
pemrosesan data adalah untuk menghasilkan dan memelihara record perusahaan yang
up-to-date.
c. Aplikasi yang Dibutuhkan.
Perusahaan
tidak memutuskan apakah mengimplementasikan sistem pemrosesan data atau tidak,
sistem tersebut dikehendaki oleh elemen dalam lingkungan, khususnya pemegang saham,
masyarakat keuangan, dan pemerintah.
d. Tugas Pokok.
Pemrosesan
data mempunyai empat tugas pokok yaitu pemgumpulan data, pengubahan data
penyimpanan data dan pembuatan dokumen.
e. Sifat Pemrosesan Data.
Pemrosesan
data menjalankan tugas yang penting, secara relatif mengikuti prosedur
standart, memberikan data yanglengkap, utamanya mempunyai fokus histori dan
memberikan informasi pemecahan masalah minimal.
f. Subsistem Pemrosesan Data.
Subsistem
dari sistem distribusi, menampilkan contoh yang tepat mengenai bagaimana
subsistem utama dipadukan melalui arus data. Subsistem penggajian melengkapi
delapan subsistem dari sistem distribusi untuk membentuk inti pemrosesan data
bagi berbagai jenis organisasi.
2. Subsistem Audit Internal
Pengertian
auditor adalah orang bertugas memeriksa catatan akuntansi untuk menguji
kebenarannya. Auditor intemal adalah pekerja dalam perusahaan, yang biasanya
terlibat dalam pekerjaan perancangan dan evaluasi sistem informasi konseptual
seluruh perusahaan. Subsistem audit internal sama dengan subsistem penelitian
pemasaran dan subsistem teknik industri, yakni bahwa mereka ini dirancang untuk
melakukan studi khusus mengenai operasi perusahaan. Auditor intemal harus
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Ini rneliputi pemahaman
komputer dan informasi, selain kemampuan auditing standar yang dimilikinya.
Mungkin
kebalikan dari apa yang anda perkirakan, bahwa auditor internal tidak selalu
harus dari lulusan perguruan tinggi jurusan akuntansi, namun mereka yang bekeja
di auditing bisa dari berbagai macam disiplin ilmu. Kondisi ini, dan dengan
adanya kenyataan bahwa sistem bisnis bersifat sangat kompleks, menyebabkan
auditor internal harus setidaknya menjalani training sekitar empat tahun.
Semuanya ini dimaksudkan agar auditor intemal, seperti halnya spesialis
informasi, dapat memberikan kontribusi yang beragam terhadap proyek sistem
berdasarkan disiplin ilmunya dan berdasarkan pengalamannya.
Mungkin
tingkat kontribusi auditor ini bisa dipengaruhi oleh sikap manajemen puncak.
Jika manajemen melihat auditor hanya sebagai anjing pengawas yang misi utamanya
mendeteksi kelemahan yang terhadap sistem yang telah diinstal, maka
kontribusinya akan sedikit. Sebaliknya, bila manajemen melihatnya secara
positif yaitu bahwa ia dapat memberikan masukan atau pengaruh kepada seluruh
siklus hidup CBIS, maka tingkat kontribusinya akan tinggi.
Auditor
internal, seperti halnya insinyur industri, biasanya hanya terbatas melakukan
aktivitas internal. Namun demikian, ada pemikiran diantara internal, bahwa
mereka seharusnya lebih rnernberikan perhatian pada lingkungan. Dengan lebih
banyak melihat lingkungan perusahaan, auditor akan perspektif yang lebih luas
untuk rnernperhatikan sistem perusahaan dan ia dapat lebih mempunyai peran dalam
tugas konsultasinya.
Selama
ini tak ada tanda yang menunjukkan bahwa auditor internal telah memiliki
perspektif yang lebih luas tersebut. Namun, untuk mencapai pola yang telah kita
terapkan, yaitu sejauh mana CBIS seharusnya berfungsi, kita telah menyertakan
input lingkungan ke dalam subsistem auditing internal.
Auditor
dibagi 2 jenis menjadi:
1.
Auditor Ekternal: Auditor yang bekerja
untuk kantor akuntansi publik. Biasanya terdapat pada perusahaan kecil.
2.
Auditor Internal: Auditor yang dimiliki
sendiri oleh perusahaan. Biasanya pada perusahaan besar memiliki auditor internal sendiri.
Jenis-jenis
Audit Internal dibagi berdasarkan posisi audit dalam perusahaan yang ada,
sebagai berikut:
1. Audit Keuangan
Menguji
akurasi catatan keuangan perusahaan. Audit keuangan melakukan verifikasi
terhadap keakurangan record perusahaan dan merupakan jenis aktivitas yang
dilakukan oleh auditor eksternal. Auditor internal juga melakukan audit
keuangan khusus terpisah dari apa yang dilakukan oleh auditor eksternal, atau
dapat bekerja sama dengan eksternal.
2. Audit Operasional
Bertugas
memeriksa efektivitas prosedur. Audit operasional tidak dilakukan untuk
memverifikasi keakuratan record, namun untuk memvalidasi (mensahkan)
efektivitas prosedur. Sistem yang dipelajari hampir semuanya bersifat
konseptual, bukannya fisik, dan mungkin melibatkan atau tidak melibatkan
penggunaan komputer. Dilakukan oleh analis sistem selama tahap analis dari
siklus hidup sistem.
3. Audit Kesesuaian
Bertugas
memeriksa efektivitas prosedur secara berkelanjutan. Kesesuaian, merupakan
lanjutan dari kegiatan audit operasional. Audit kesesuaian akan berlanjut
terus, sehingga prosedur di perusahaan akan terus berjalan dengan baik.
Audit
persetujuan (Kesesuaian) adalah sama dengan audit operasional kecuali bahwa
audit persetujuan bersifat keluar. Sebagai contoh, auditor internal bisa secara
random menentukan pekerja dan secara perorangan para pekerja diberi cek
pembayaran, dan bukannya rnenggunakan pengiriman.
Hal
ini memastikan bahwa nama pada sistem penggajian menggambarkan pekerja yang
sebenarnya dan bukannya hanya entri fiktif yang dibuat oleh supervisor yang
bertanggung jawab, yang hanya ingin mendapat bagian dari pembayaran tersebut.
4. Rancangan Sistem Pengendalian Internal
Rancangan
sistem pengendalian internal merupakan rencana untuk pelaksanaan audit-audit
agar berjalan lebih baik.Auditor internal berpartisipasi aktif dalam
pengembangan sistem. Dalam auditing operasional dan persetujuan, auditor
internal mempelajari sistem yang telah ada.
Namun,
tak heran kenapa auditor harus menunggu sampai suatu sistem diimplementasikan,
sehingga ia tak dapat memberikan masukan terhadap pemasangan sistem itu. Salah
satu alasannya adalah akan lebih terlalu mahal untuk rnengoreksi kesalahan
sistem pada waktu sistem itu telah diimplementasikan dari pada melakukan
koreksi kepadanya selama waktu perancangan. Alasan yang lebih penting lagi
adalah adanya kenyataan bahwa auditor internal dapat menyumbangkan keahliannya
untuk meningkatkan kualitas sistem tersebut.
Seorang
auditor memiliki sejumlah kriteria yang harus dipenuhi karena akan berkaitan
erat dengan pekerjaan yang diembannya. Berikut akan kami ulas secara singkat:
1. Objektivitas
Pentingnya
objektivitas. Seperti halnya auditor eksternal, unsur yang berbeda dari pekeja
lainnya yang harus dimiliki oleh auditor internal adalah objektivitas. Evaluasi
dan saran yang diberikannya adalah untuk mengoreksi sistem orang lain, tidak
pernah untuk sistemnya sendiri.
Oleh
karena itu, ha1 ini akan menjadi sangat gawat bila situasi untuk mengoreksi
sistemnya sendiri ini tejadi.
Agar
audit internal selalu dapat menjaga keobjektivitasannya, ia tidak disertakan
untuk bertanggung jawab atas sistem yang telah ia bantu dalam pengembangan. Ia
hanya bekerja dalam kapasitasnya sebagai pemberi saran. Ia membuat rekomendasi
atau saran kepada manajemen dan membuat keputusan manajemen mengenai apakah
akan mengimplementasi rekomendasi tersebut atau tidak. Dalam hal ini, auditor
intemal melakukan pekerjaannya persis sama dengan analis sistem.
2. Independensi
Independensi
adalah keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak
tergantung pada orang lain (Mulyadi dan Puradireja, 2002: 26). Dalam SPAP (IAI,
2001: 220.1) auditor diharuskan bersikap independen, artinya tidak mudah
dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum
(dibedakan di dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern).
3. Subsistem Intelegen Keuangan
Subsistem
Intelijen Keuangan, yaitu mengumpulkan data dari masyarakat keuangan yaitu
bank, agen pemerintah, pasar pengaman dan sebagainya. Komponen ini memonitor
denyut nadi ekonomi nasional dan memberikan informasi kepada eksekutif
perusahaan dan analisis keuangan mengenai trend yang dapat mempengaruhi
perusahaan. Berperan untuk digunakan mengidentifikasikan sumber-sumber terbaik
modal tambahan dan investasi terbaik. Informasi yang diperoleh berasal dari
beberapa pihak antara lain :
1. Informasi
pemegang saham, contoh: Laporan tahunan atau triwulan.
2. Informasi
Masyarakat Keuangan.
3. Pengaruh
lingkungan pada arus uang (Pemerintah Pusat dan Daerah)
2.2 Subsistem Output
Sistem
Informasi Keuangan (SIK) mencakup tiga subsistem output yaitu: subsistem
peramalan, subsistem manajemen dana, dan subsistem pengontrolan.
1. Subsistem Peramalan
Subsistem
Peramalan memproyeksikan aktivitas perusahaan untuk jangka waktu sepuluh tahun atau pun lebih.
Aktivitas tahun yang akan datangterutama dipengaruhi oleh permintaan pasar dan
hambatan internal sepertikapasitas produksi, dan keuangan yang ada.
Bila
jangka waktu peramalan tersebut diperpanjang, maka pengaruh lingkungan
meningkat. Perubahan kebutuhan harus diantisipasi, seperti halnya
mengantisipasi iklim ekonomi.
Model
peramalan telah dikembangkan, yaitu meliputi data internal dan lingkungan. Data
ini akan memberikan dasar bagi perencanaan jangka pendek dan jangka panjang.
Model ini berfungsi sebagai alat DSS untuk memecahkan masalah yang
menjadi kurang terstruktur karena adanya perpanjangan jangka waktu
perencanaan.
Ada
berbagai macam teknik peramalan yang dapat digunakan untuk melihat masa depan.
Perusahaan biasanya akan menggunakan kombinasi dari beberapa teknik, dengan
mencari prediksi masa depan yang paling baik.
Sebagian
besar teknik tersebut bersifat informal dan sangat tergantung pada pengetahuan,
pertimbangan, dan intuisi manajer. Teknik yang lain menggunakan metode
kuantitatif. Metode kuantitatif telah lama digunakan untuk peramalan sebelum ia diterapkan untuk bidang
lain dalam operasi perusahaan.
Metode Peramalan:
1.
Metode Kuantitatif
Bagian
keputusan terstruktur dapat ditangani dengan metode kuantitatif yang
berjangkauan dari yang paling sederbana sampai yang sangat kompleks. Salah satu
teknik yang tetap populer selama dua puluh lima tahun atau lebih adalah
regresi. Ia melibatkan hubungan aktivitas yang menjadi ramalan, seperti
penjualan, dengan beberapa aktivitas lainnya, seperti jumlah tenaga penjual.
2.
Metode Non Kuantitatif
Pendekatan
non-kuantitatif tidak melibatkan penghitungan data. Manajer melakukan
penalaran, seperti, "Kami menjual dua ribu unit pada tahun la1u dan kami
harus dapat meningkatkan penjualan tersebut. Maka, saya pikir kami akan menjual
dua ribu lima ratus pada tahun yang akan datang." Ramalan seperti ini
hanya mempunyai sedikit dasar atau bahkan tidak sama sekali, atau ramalan
tersebut dapat dihasilkan dari pengalaman penglihatan bisnis yang telah
bertahun-tahun. Banyak manajer yang dapat melakukan pendekatan non-kuantitatif
ini dengan sangat baik.
Beberapa
perusahaan telah menetapkan sistem formal yang mencakup metode kuantitatif. Ada
tiga metode, yaitu konsensus panel Delphi dan Rapat elektronik:
a. Tehnik Konsensus Panel
Teknik
konsensus panel terdiri atas kelompok ahli yang secara terbuka membahas faktor
yang berhubungan dengan masa depan dan melakukan sebuah proyeksi yang
didasarkan pada input kombinasi.
b. Metode Delphi
Metode
Delphi melibatkan sekelompok ahli yang tidak bertemu secara perorangan, namun
mereka memberikan respon kepada serangkaian quesioner yang dibuat oleh seorang
koordinator. Setiap putaran kuesener menggabungkan input dari putaran
sebelumnya. Dengan demikian, sedikit demi sedikit isinya tersaring terus.
Beberapa
prinsip-prinsip yang mendasari subsistem manajemen peramalan adalah sebagai
berikut:
a. Semua ramalan adalah proyeksi dari masa
lalu
Dasar
terbaik untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa datang adalah dengan
melihat apa yang telah terjadi di masa lampau. Semua jenis peramalan mengikuti
pendekatan atau cara ini. Inilah mengapa data accounting begitu penting untuk
peramalan; yaitu ia memberikan dasar historis.
b. Semua ramalan terdiri atas keputusan semi
terstruktur
Keputusan
peramalan adalah contoh jenis semi terstruktur yang tepat yang diberikan oleh
DSS. Keputusan didasarkan pada beberapa variabel yang dapat diukur dan beberapa
variabel yang tak dapat diukur.
c. Tak ada teknik peramalan yang sempurna
Paket
peramalan mainframe yang canggih pun tidak dapat diharapkan memberikan
keakuratan prediksi 100 persen.
Karena
manajer mengetahui akan sifat peramalan ini, ia banyak menggunakan
pertimbangannya dalam menggunakan output untuk dasar perencanaan masa yang akan datang.
2. Subsistem Manajemen Dana
Kita
telah mengetahui bahwa fungsi keuangan menggambarkan arusuang dalam perusahaan.
Subsistem manajemen dana adalah bagian dari sistem informasi keuangan yang
mempunyai pengaruh yang sangat kuat pada arus tersebut.
Model
Cash Flow adalah contoh yang tepat mengenai cara penggunaan komputer untuk
mengelola arus uang, karena ia mencakup seluruh struktur yaitu dari penerimaan
cash sampai pembayaran atau pengeluaran cash. Banyak keputusan subsider atau
tambahan yang harus dibuat dalam struktur ini, dan subsistem manajemen dana
dapat memberikan dukungan.
Perusahaan
tidak secara penuh dipengaruhi oleh lingkungannya. Berkaitan dengan sumber
uang, perusahaan dapat mepengaruhi arus yang mengalir ke dan dari lingkungan.
Program yang ada di dalam subsistem manajemen dan amemungkinkan manajer
keuangan untuk membuat keputusan yang dapat mempengaruhi arus tersebut sesuai
yang dikehendaki.
Kita
telah melihat bagaimana expert system dapat digunakan untuk mengatur arus masuk
dengan cara menerapkan kebijaksanaan kredit perusahaan. Pengaruh yang kuat atas
arus keluar ditahan oleh subsistem pengontrolan.
3. Subsistem Pengendalian
Subsistem
ini terutama terdiri dari atas program yang menggunakan data yang dikumpulkan
oleh subsistem pemroses data, guna untuk menghasilkan laporan yang menunjukkan
bagaimana uang tersebut digunakan. Laporan itu biasanya membandingkan
penampilan keuangan yang sebenarnya dengan anggaran. Subsistem Pengendalian
memungkinkan manajer untuk mengontrol penggunaan anggaran.
1. Proses Penganggaran
Proses
penyusunan anggaran terdiri atas sejumlah keputusan semiterstruktur. Selain
sangat dibutuhkan dukungan data dalam bentuk record accounting historis, juga
diperlukan berbagi pertimbangan. Ada tiga pendekatan atau cara umum yang dapat
dilakukan perusahaan dalam menyusun anggarannya yaitu top-down, bottom-up, dan partisipatif.
a. Pendekatan Top-Down
Bila
dilakukan top-down, eksekutif perusahaan menentukan jumlah anggaran yang
kemudian penentuannya dibebankan kepada tingkat dibawahnya. Rasionalisasi
pelaksanaan pendekatan ini adalah bahwa eksekutif mempunyai pemahaman yang
paling baik mengenai tujuan jangka panjang perusahaan dan dapat mengalokasikan
dana yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Pendekatan Bottom-Up
Bila
dilakukan pendekatan bottom-up, proses penyusunan anggaran dimulai dari tingkat
organisasional paling bawah dan naik ke atas. Logikanya adalah bahwa orang yang
berada pada tingkat bawah adalah yang paling dekat dengan tindakan dan paling
dapat menentukan kebutuhan sumbernya.
c. Pendekatan Partisipatif
Karena
adanya kelemahan dari pendekatan top-down dan bottom-up tersebut, maka yang
paling umum yang dilakukan adalah proses penyusunan anggaran partisipatif.
Yaitu, orang akan menerima dana turut ambil bagian dalam penyusunan jumlah dana
tersebut. Ini adalah pendekatan give and take, yakni bahwa manajer pada
berbagai tingkat melakukan negosiasi untuk menyusun anggaran agar semuanya
mendapat kepuasan.
Manajer
tingkat menengah berperan pokok dalam proses ini, yaitu dengan memberikan
pandangan jangka panjang kepada eksekutif dan memberikan pandangan mengenai
kebutuhan jangka pendek bagi manajer
tingkat bawah.
2. Laporan Anggaran
Anggaran
operasi untuk sebuah unit, seperti departemen atau devisi, terdiri atas jumlah
untuk tiap item pengeluaran pokok (gaji, telepon, sewa, pemasok dan
sebagainya). Item pengeluaran ini biasanya dialokasikan perbulan sepanjang
tahun fiskal agar sesuai dengan tingkat fluktuasi aktivitas. Setiap manajer
yang mempunyai tanggung jawab anggaran ini menerima laporan bulanan, yang
menunjukkan pengeluaran sebenarnya dari tiap unitdibandingkan dengan anggaran.
Laporan
ini biasanya mempunyai dampak yang besar pada manajer. Dalam beberapa
perusahaan, rencana kompensasi manajemen sebagian didasarkan pada penampilan
anggaran. Mungkin perusahaan akan memberikan bonus jika penampilannya tidak
melenceng dari anggaran. Tujuannya adalah untuk memenuhi jumlah keseluruhan
yang dianggaran selam setahun.
3. Rasio Penampilan
Selain
untuk menyusun anggaran, subsistem pengontrolan juga menghasilkan sejumlah
rasio penampilan, yang memungkinkan manajer pada semua tingkatan untuk
membandingkan penampilan mereka dengan standar industri perusahaan tersebut,
serta mungkin dengan bisnis secara keseluruhan. Rasio ini dihitung dengan
menggunakan total rekapitulasi dari transaksi akuntansi. Hanya ada beberapa
rasio. Diantaranya, yang paling terkenal adalah current ratio yang mengukur
tingkat hutang jangka pendek dengan aset yangdapat diubah menjadi cash dengan
mudah, yang dapat dicakup oleh unit perusahaan atau organisasional. Rasio
sebesar 1,0 atau lebih besar adalah yang diinginkan, karena ia berarti bahwa
hutang dapat ditutup tanpa harus menjual beberapa aset. Rasio populer yang lain
adalah inventory turnover.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar