Rabu, 06 April 2016

bab 4






Oleh:
Lusy Ayu F                             14.1.02.09444
Ruri Novarina                         14.1.02.09344
Dian Oktaviani P                    14.1.02.08771
Dhany Yusup                          13.1.02.08619
Andhi Dewangga                    13.1.02.08400
Faris Aditya R                         13.1.02.08540

Sisteminformasimanajemen.blogspot.co.id

SM 7
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA SURABAYA
                                                         2016




4.1 The Traditional System Development Life Cycle (SDLC).

    SDLC adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut.
Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan, yakni: siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle), siklus hidup menggunakan protoyping (life cycle using prototyping), dan siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented system life cycle). SDLC (Software Development Life Cycle) berarti sebuah siklus hidup pemngembangan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa tahapan-tahapan yang sangat penting dalam keberadaan perangkat lunak yang dilihat dari segi pengembangannya.

     Terdapat beberapa hapan pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan dalam urutan-urutan tetentu jika proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil paling besar. Tahapan-tahapan tersebut yaitu :
  • Perencanaan sistem, yaitu  mempelajari konsep sistem dan permasalahan yang hendak diselesaikan. apakah sistem baru tersebut realistis dalam masalah pembiayaan, waktu, serta perbedaan dengan sistem yang ada sekarang.
  • Analisis system adalah sebuah proses investigasi terhadap sistem yang sedang berjalan dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban mengenai pengguna sistem, cara kerja sistem dan waktu penggunaan sistem. Dari proses analisa ini akan didapatkan cara untuk membangun sistem baru.
  • Desain sistem merupakan proses penentuan cara kerja sistem dalam hal architechture design, interface design, database dan spesifikasi file, dan program design. Hasil dari proses perancangan ini akan didapatkan spesifikasi sistem.
  • Implementasi sistem adalah proses pembangunan dan pengujian sistem, instalasi sistem, dan rencana dukungan sistem.
  • Pemeliharaan sistem yaitu sistem yang telah diimplemantasikan serta dapat mengikuti perkembangan dan perubahan apapun yang terjadi guna meraih tujuan penggunaannya.

Kegunaan SDLC.

     Kegunaan utama dari SDLC adalah mengakomodasi beberapa kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan itu biasanya berasal dari kebutuhan pengguna akhir dan juga pengadaan perbaikan sejumlah masalah yang terkait dengan pengembangan perangkat lunak. Kesemua itu dirangkum pada proses SDLC yang dapat berupa penambahan fitur baru (baca : kemampuan penggunaan) baik itu secara modular (baca : instalasi parsial atau update dan upgrade perangkat lunak) maupun dengan proses instalasi baru (baca : penggantian perangkat lunak menyeluruh atau software replacement).

     Dari proses SDLC juga berapa lama umur sebuah perangkat lunak dapat diperkirakan untuk dipergunakan yang dapat diukur atau disesuaikan dengan kebijakan dukungan dari pengembang perangkat lunak terkait.

4.2 Prototyping.

    Prototipe adalah suatu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses pembuatan prototipe ini disebut prototyping. Dasarnya adalah membuat prototipe secepat mungkin lalu memperoleh umpan balik dengan cepat. 

Jenis-jenis prototipe.

   Terdapat dua jenis prorotipe :
  1. Prorotipe Evolusioner (Evolutionary Prototipe)

        Prototipe Evolusioner terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna. Jadi, satu prototipe evolusioner akan menjadi sistem aktual.

        Langkah-langkah dalam pembuatan suatu prototipe Evolusioner :
  • Mengidentifikasi kebutuhan pengguna.
  • Membuat suatu prototipe.
  • Menentukan apakah prototipe dapat diterima.
  • Menggunakan prototipe.

      2. Prototipe Persyaratan (Requirements Prototipe)

            Tipe ini dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan.

         Langkah-langkah membuat prototipe persyaratan :
  • Mengidentifikasi kebutuhan pengguna.
  • Membuat suatu prototipe.
  • Menentukan apakah prototipe dapat diterima.
  • Membuat kode sistem baru.
  • Menguji sistem baru.
  • Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima.
  • Membuat sistem baru mejadi sistem produksi.


Daya Tarik Prototyping.

      Alasan-alasan kenapa pengguna menyukai prototyping :
  • Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna.
  • Pengembangan dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna. 
  • Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem.
  • Pengembangan dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembagkan sistem. 


 Potensi Kesulitan dari Prototyping.

      Kesulitan-kesulitan tersebu antara lain :
  • Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam definisi masalah. Jalan pintas ini akan menciptakan usaha-usaha yang cepat dan kotor.
  • Terlalu gembira pada prototipe mengarah pada ekspetasi yang tidak realistis.
  • Bisa jadi tidak terlalu efisien.

4.3 Pengertian Rapid application development  (RAD).

     Rapid application development  (RAD) atau rapid prototyping adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat). RAD menekankan pada siklus pembangunan pendek, singkat, dan cepat. Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini.

    Rapid application development menggunakan metode iteratif (berulang) dalam mengembangkan sistem dimana working model (model bekerja) sistem dikonstruksikan di awal tahap pengembangan dengan tujuan menetapkan kebutuhan (requirement) user dan selanjutnya disingkirkan. Working model digunakan kadang-kadang saja sebagai basis desain dan implementasi sistem final.

Tahapan-tahapan dalam RAD.

     RAD digunakan pada aplikasi sistem konstruksi, maka menekankan fase-fase. Ada tiga fase dalam RAD yaitu (Kendall dan Kendall, 2008):
  1. Requirement Planning, dalam tahap ini diketahui apa saja yan menjadi kebutuhan sistem yaitu dengan mengidentifikasikan kebutuhan informasi dan masalah yang dihadapi untuk menentukan tujuan, batasan-batasan sistem, kendala dan juga alternatif pemecahan masalah. Analisis digunakan untuk mengetahui perilaku sistem dan juga untuk mengetahui aktivitas apa saja yang ada dalam sistem tersebut.
  2. Design Workshop, yaitu mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang terbaik. Kemudian membuat desain proses bisnis dan desain pemrograman untuk data-data yang telah didapatkan dan dimodelkan dalam arsitektur sistem informasi. Tools yang digunakan dalam pemodelan sistem biasanya menggunakan Unified Modeling Language (UML).
  3. Implentation, setelah Design Workshop dilakukan, selanjutnya sistem diimplementasikan (coding) ke dalam bentuk yang dimengerti oleh mesin yang diwujudkan dalam bentuk program atau unit program. Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan.

Contoh Penerapan dalam Kehidupan.

     Model RAD mengadopsi model waterfall dan pembangunan dalam waktu singkat yang dicapai dengan menerapkan :
  1. Component based construction (pemrograman berbasis komponen bukan prosedural).
  2. Penekanan pada penggunaan ulang (reuse) komponen perangkat lunak yang telah ada.
  3. Pembangkitan kode program otomatis/semi otomatis.
  4. Multiple team (banyak tim), tiap tim menyelesaikan satu tugas yang selevel tapi tidak sama. Banyaknya tim tergantung dari area dan kompleksitasnya sistem yang dibangun.
      Jika keutuhan yang diinginkan pada tahap analisis kebutuhan telah lengkap dan jelas, maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan secara lengkap perangkat lunak yang dibuat adalah berkisar 60 sampai 90 hari. Model RAD hampir sama dengan model waterfall, bedanya siklus pengembangan yang ditempuh model ini sangat pendek dengan penerapan teknik yang cepat.

    Sistem dibagi-bagi menjadi beberapa modul dan dikerjakan beberapa tim dalam waktu yang hampir bersamaan dalam waktu yang sudah ditentukan. Model ini melibatkan banyak tim, dan setiap tim mengerjakan tugas yang selevel, namun berbeda. Sesuai dengan pembagian modul sistem.

Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan RAD.

        Berikut adalah keunggulan dan kelemahan menggunakan RAD :

Kelebihan dari RAD :
  1. Membeli sistem yang baru memungkinkan untuk lebih menghemat biaya ketimbang mengembangkan sendiri.
  2. Proses pengiriman menjadi lebih mudah, hal ini dikarenakan proses pembuatan lebih banyak menggunakan potongan-potongan script.
  3. Mudah untuk diamati karena menggunakan model prototype, sehingga user lebih mengerti akan sistem yang dikembangkan.
  4. Lebih fleksibel karena pengembang dapat melakukan proses desain ulang pada saat yang bersamaan.
  5. Bisa mengurangi penulisan kode yang kompleks karena menggunakan wizard.
  6. Keterlibatan user semakin meningkat karena merupakan bagian dari tim secara keseluruhan.
  7. Mampu meminimalkan kesalahan-kesalahan dengan menggunakan alat-alat bantuan (CASE tools).
  8. Mempercepat waktu pengembangan sistem secara keseluruhan karena cenderung mengabaikan kualitas.
  9. Tampilan yang lebih standar dan nyaman dengan bantuan software-software pendukung.

Kelemahan dari RAD :
  1. Dengan melakukan pembelian belum tentu bisa menghemat biaya dibandingkan dengan mengembangkan sendiri.
  2. Membutuhkan biaya tersendiri untuk membeli peralatan-peralatan penunjang seperti misalnya software dan hardware.
  3. Kesulitan melakukan pengukuran mengenai kemajuan proses.
  4. Kurang efisien karena apabila melakukan pengkodean dengan menggunakan tangan bisa lebih efisien.
  5. Ketelitian menjadi berkurang karena tidak menggunakan metode yang formal dalam melakukan pengkodean.
  6. Lebih banyak terjadi kesalahan apabila hanya mengutamakan kecepatan dibandingkan dengan biaya dan kualitas.
  7. Fasilitas-fasilitas banyak yang dikurangi karena terbatasnya waktu yang tersedia.
  8. Sistem sulit diaplikasikan di tempat yang lain.
  9. Fasilitas yang tidak perlu terkadang harus disertakan, karena menggunakan komponen yang sudah jadi, sehingga hal ini membuat biaya semakin meningkat.


4.4 Place The Traditional SLDC, Prototyping and RAD into Perspective.

  MENEMPATKAN SDLC TRADISIONAL, PROTOTYPING, RAD, PENGEMBANGAN BERFASE, DAN BPR DALAM PERSPEKTIF.

     SDCL tradisional, prototyping, RAD, dan BPR semuanya adalah metodologi. Semuanya adalah cara-cara yang direkmendasikan dalam mengembangkan system informasi. SDLC tradisonal adalah suatu penerapan pendekatan system terhadap masalah pengembangan system, dan memiliki seluruh unsure-unsur pendekatan system  dasar, diawali dari identifikasi masalah dan diakhiri dengan penggunaan sistem.

      Prototyping merupakan bentuk singkatan dari pendekatan sistem yang berfokus pada defenisi dan pemenuhan kebutuhan pengguna. Prototyping dapat berada di dalam SDLC. Bahkan pada kenyataannya, banyak upaya prototyping mungkin dibutuhkan selama pengembangan sebuah sistem.

     Kontribusi utama yang diberikan oleh RAD adalah kecepatan untuk dapat menggunakan sistem, yang tercapai terutama melauli penggunaan alat-alat berbasis computer dan tim-tim proyek khusus.

     Kini, perusahaan – perusahaan sedang memperbaharui sebagian besar sistemnya yang sebelumnya diimplementasikan dengan menggunakan tekhnologi computer yang sudah using jika dilihat menurut standar saat ini. Karena hokum moore, tekhnologi informasi dapat using dengan sangat cepat. Istilah BPR digunakan untuk pendekatan yang memanfaatkan penggunaan tekhnologi ini sepenuhnya.

Alat – Alat Pengembang Sistem.

   Pendekatan sistem dan berbagai siklus hidup pengembangan sistem adalah metodologi yang direkomnadasikan dalam memecahkan masalah sistem. Metodologi sama seperti sebuah cetak biru yang digambar oleh arsitektur untuk memandu para kontraktor, tukang kayu, tukang pipa, ahli listrik, dan sejenisnya ketika mereka membangun sebuah rumah. Sama hal nya seperti metodologi yang memandu para pengembang sistem ketika mereka membuat sistem.

4.5 Decision Making.

     Decision Making atau pembuatan kepuusan adalah tindakan memilih diantara berbagai alternatif solusi pemecahan masalah.    

Jenis keputusan :
  • Keputusan tidak terstruktur (unstructured decision) adalah keputusan yang pengambilan keputusannya harus memberikan penilaian, evaluasi, dan pengertian untuk memecahkan masalahnya. Level : Middle management, management operational
  • Keputusan terstruktur (structured decision), sebaliknya, sifatnya berulang dan rutin, dan melibatkan prosedur yang jelas dalam menanganinya, sehingga tidak perlu diperlakukan seakan-akan masih baru. Level : Senior executive
  • Keputusan Semi Terstruktur (semistructured) dimana hanya beberapa permasalahan memiliki jalan cepat dalam penyelesaian masalah yang sesuai prosedur.

GROUP DECISION-SUPPORT SYSTEMS (GDSS) atau SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELOMPOK.

     GDSS adalah sistem interaktif berbasi komputer yang digunakan untuk memfasilitasi penyelesaian masalah tidak terstruktur oleh sekelompok pengambil keputusan yang bekerjasama sebagai suatu kelompok baik dalam lokasi yang sama atau lokasi yang terpisah. GDSS memiliki software dan hardware yang special. Hardware nya mencakup computer, alat koneksi jaringan, OHP, dan layar untuk menampilkan bayangan OHP. Software pengadaan pertemuan, dokumen, peringkat, pengedit dan pengiriman hasil pertemuan untuk pengambilan keputusan.

PERAN MANAJER DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN.

    Peran manajer yaitu bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan, menulis laporan, menghadiri rapat, bahkan merancang pesta ulang tahun. Model dari perilaku manajer diantaranya:

Manajemen gaya klasik (clasical model of management)
  • Tokohnya Henri Fayol yang mencetuskan lima fungsi klasik dari manajer, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, mengoordinasikan, memutuskan dan mengendalikan / planning, organizing, coordinating, deciding, and controlling
  • Model manajemen klasik menjelaskan fungsi manajerial secara formal , tetapi tidak menunjukan apa yang dilakukan para manajer secara terperinci saat mereka merencanakan, memutuskan sesuatu, dan mengendalikan pekerjaan orang lain. Model keperilakuan (behavioral model) menyatakan bahwa perilaku manajer yang sebenarnya terlihat tidak lebih sistematis, lebih informal, kurang reflektif, lebih reaktif, dan kurang terorganisasi dengan baik daripada yang kita percayai dalam rangka model klasik.


   Peran manajerial (managerial roles) adalah perkiraan-perkiraan aktivitas yang seharusnya dilakukan para manajer organisasi dimana para manajer bertindak sebgai figur utama dalam organisasi ketika mereka mewakili perusahaan mereka kepada dunia luar dan melakukan tugas-tugas simbolik, seperti memberikan penghargaan kepada karyawan manajer bertindak sebagai pemimpin, memberi motivasi, nasihat, dan mendukung bawahannya.

    Peran Informasi (informational role), manajer bertindak sebagai pusat saraf dari organisasi, menerima informasi terkini yang paling konkret dan mendistrinbusikannya kembali kepada mereka yang memerlukannya.

    Peran Pengambil Keputusan (decisional role), mereka bertindak sebagai wirausahawan dalam mengusulkan jenis-jenis aktivitas baru, menangani konflik dalam organisasi.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBENARNYA.

  Peran manajer dan system informasi akan meningkatkan pengambilan keputusan, yang akan memberikan hasil yang positif. Ada 3 alasan yang mendasarinya :
  • Kualitas Informasi
  • Manajemen filter. Manajer memiliki perhatian selektif, fokus pada beberapa jenis masalah dan solusi, dan bisa menolak informasi yang tidak sesuai dengan konsep mereka.
  • Organisasi politik. Organisasi yang berbentuk birokrasi memiliki kompetensi untuk bertindak tegas. ketika lingkungan berubah, maka bisnis perlu mengadopsi model bisnis baru untuk bertahan hidup.

BUSINESS INTELLIGENCE / KECERDASAN BISNIS.

      “Bisnis intelijen” adalah istilah yang digunakan oleh hardware,  vendor software dan
konsultan teknologi informasi untuk menggambarkan infrastruktur pergudangan, mengintegrasikan, melaporkan, dan menganalisis data yang berasal dari lingkungan bisnis. Infrastruktur dasar mengumpulkan, menyimpan, membersihkan, dan membuat informasi yang relevan tersedia untuk manajer. Pikirkan database, data gudang, dan data pemasaran “Analisis Bisnis” merupakan istilah vendor  yang lebih berfokus pada alat dan teknik untuk menganalisis dan memahami data.

LINGKUNGAN BUSINESS INTELLIGENCE.
  • Data dari lingkungan bisnis: Bisnis harus berurusan dengan kedua Data terstruktur dan tidak terstruktur dari berbagai sumber, termasuk perangkat mobile dan internet.
  • Infrastruktur Bisnis intelijen: Landasan yang mendasari bisnis intelijen adalah sistem database yang kuat dan relevan
  • Data untuk mengoperasikan bisnis. Data dapat disimpan dalam database transaksional atau gabungan dan terintegrasi ke pusat data perusahaan.
  • Analisis Bisnis toolset: Satu set perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis data dan menghasilkan laporan, menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh manajer, dan melacak kemajuan bisnis dengan menggunakan indikator kunci kinerja.
  • Pengguna Metode dan Manajerial: Manajer memaksakan agar pada analisis data menggunakan berbagai metode manajerial yang mendefinisikan tujuan bisnis strategis dan menentukan bagaimana pengukuran kemajuan.
  • Platform Penerima– SIM, DSS, ESS
  • Pengguna


4.6 Decision Support Systems Model

  Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (decision support systems)

        Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi terstruktur yang spesifik.

         Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis adhoc data, pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan yang digunakan pada saat-saat yang tidak biasa. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) juga merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan dan menjadi sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah-masalah semi struktur.

         Dengan pengertian diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Sistem Pendukung Keputusan (SPK) bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan untuk melengkapi informasi dari data yang telah diolah secara relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan.

  Fungsi Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

       Secara global dapat dikatakan bahwa fungsi dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah untuk meningkatkan kemampuan para pengambil keputusan dengan memberikan alternatif-alternatif keputusan yang lebih banyak atau lebih baik, sehingga dapat membantu untuk merumuskan masalah dan keadaan yang dihadapi. Dengan demikian Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. Jadi dapatlah dikatakan secara singkat bahwa tujuan Sistem Penunjang Keputusan adalah untuk meningkatkan efektivitas (do the right things) dan efesiensi (do the things right) dalam pengambilan keputusan. Walaupun demikian penekanan dari suatu Sistem Penunjang Keputusan (SPK) adalah pada peningkatan efektivitas dari pengambilan keputusan dari pada efisiensinya.

    Tahapan SPK:
  • Definisi masalah.
  • Pengumpulan data atau elemen informasi yang relevan.
  • pengolahan data menjadi informasi baik dalam bentuk laporan grafik maupun tulisan.
  • menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam persentase).

    Tujuan dari SPK:
  • Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur.
  • Mendukung manajer dalam mengambil keputusan suatu masalah.
  • Meningkatkan efektifitas bukan efisiensi pengambilan keputusan.

     Sistem pendukung keputusan terdiri atas tiga komponen utama yaitu:
  • Subsistem pengelolaan data (database).
  • Subsistem pengelolaan model (modelbase).
  • Subsistem pengelolaan dialog (userinterface).


4.7 Expert System.

     Expert system merupakan perluasan dari decision support system. Expert system adalah suatu sistem informasi pengambilan keputusan yang mengambil dan meniru pengetahuan serta keahlian dari seorang expert problem solving atau decision maker dan kemudian berpikir dan bereaksi sesuai dengan seorang expert tadi.

    Expert system ditujukan untuk menduplikasi keahlian dari seorang problem solver, manajer, profesional dan para teknisi. Para tenaga ahli ini sering menguasai pengetahuan dan keahlian yang tidak bisa dengan mudah diikuti dan digantikan oleh sembarang orang dalam sebuah organisasi. Expert system meniru logika dan pemikiran dari seorang ahli dalam bidang mereka masing-masing. Hal itu dibutuhkan agar orang lain yang bukan seorang ahli dapat mengetahui pengetahuan dan keahlian yang dimiliki oleh seorang ahli. Berikut adalah contoh dari penggunaan expert system
·      
       Industri makanan menggunakan expert system untuk menyimpan keahlian dari seorang ahli yang sudah mendekati masa pensiun.

Kelebihan dan Kekurangan Expert System (ES)

     Kelebihan Expert System

        Expert System (ES) memiliki bebrapa kelebihan antara lain sebagai berikut
  • Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.
  • Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.
  • Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.
  • Meningkatkan output dan produktivitas.
  • Meningkatkan kualitas.
  • Mampu mengambil dan melestarikankeahlian para pakar.
  • Mampu beroperasi dalam lingkungan berbahaya.
  • Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan.
  • Memiliki realibilitas.
  • Meningkatkan kapabilitas sistem computer.
  • Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan     mengandung ketidakpastian.
  • Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.
  • Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah.
  • Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.


      Selain yang disebutkan di atas, Expert System (ES) juga memiliki beberapa kelebihan yang berguna baik bagi manajer maupun bagi perusahaan.

    Keuntungan Expert System bagi manajer yakni:

  • Mempertimbangkan lebih banyak alternatif.
 Sistem pakar memungkinkan manajer untuk mempertimbangkan lebih banyak alternatif dalam proses memecahkan suatu masalah. Misalnya, manajer keuangan yang biasanya hanya mampu menelusuri kinerja 30 saham, karena banyaknya volume data yang harus dipertimbangkan dapat menelusuri 300 saham dengan bantuan sistem pakar. Dengan kemampuan mempertimbangkan lebih banyak peluang investasi, kemungkinan untuk memilih alternatif terbaik meningkat.

  • Menerapkan logika yang lebih tinggi.
Manajer yang menggunakan sistem pakar dapat menerapkan logika yang sama seperti seorang pakar yang sangat ahli.

  • Menyediakan lebih banyak waktu untuk mengevaluasi hasil keputusan.
Manajer dapat memperoleh nasihat dari sistem pakar secara lebih cepat, sehingga lebih banyak waktu yang tersedia untuk menimbang kemungkinan hasil sebelum tindakan dilakukan.

  • Membuat keputusan yang lebih konsisten.
Komputer tidak merasakan hari baik atau hari buruk seperti manajer manusia. Setelah penalaran di program dalam komputer, manajer tahu bahwa proses solusi yang sama akan diikuti untuk tiap masalah.

    Sedangkan keuntungan Expert System bagi perusahaan yakni:

  • Kinerja perusahaan yang lebih baik.
Karena manajer perusahaan memiliki kemampuan yang lebih luas dalam memecahkan masalah melalui penggunaan sistem pakar, mekanisme pengendalian perusahaa  meningkat. Dalam hal ini, perusahaan lebih mampu memenuhi tujuannya.

  • Mempertahankan pengendalian atas pengetahuan perusahaan.
Sistem pakar memberikan kesempatan untuk membuat pengetahuan pegawai yang berpengalaman tersedia untuk pegawai yang baru dan kurang berpengalaman serta menyimpan pengetahuan itu dalam perusahaan lebih lama, bahkan setelah pegawai itu berhenti.

   Kekurangan Expert System
    
   Selain memiliki kelebihan, Expert System juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
  • Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal
  • Sulit dikembangkan. Hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan pakar dalam           bidangnya.
  • Sistem pakar tidak 100% bernilai benar.
  • Sistem pakar tidak dapat menangani pengetahuan yang tidak konsisten.
  • Ini merupakan kerugian nyata karena dalam dunia bisnis hanya sedikit yang tetap sepanjang waktu karena berubah-ubahnya manusia.
  • Sistem pakar tidak dapat menerapkan panilaian dan intuisi yang merupakan unsur penting saat memecahkan masalah semi terstruktur atau tidak terstruktur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar